Tubuh
tidak akan mendapatkan pasokan makanan selama hampir 14 jam kita
berpuasa. Rasa lapar dan haus pun pasti menyerang orang yang sedang
berpuasa. Akhirnya, banyak yang menjadikan kondisi tubuh yang merasa
lapar, lemas, dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh, sebagai alasan
untuk membatalkan puasanya.
Untuk menghindari “penderitaan” selama menjalankan ibadah puasa,
Firlia Ayu Arini, ahli gizi dari Universitas Pembangunan Nasional
Veteran, Jakarta memberikan tipsnya untuk Anda.
Memilih menu makan sahur yang tepat bisa mencegah berbagai keluhan
seperti tubuh merasa lapar, haus, lemas dan lainnya selama berpuasa.
Makan sahur merupakan momen untuk mengisi pasokan cadangan energi tubuh
selama berpuasa.
Pada prinsipnya, sahur harus memperhatikan prinsip gizi seimbang.
Yaitu yang mengandung karbohidrat, protein, serat, vitamin, dan mineral.
Tidak hanya jumlah porsinya saja yang diperhatikan, namun juga dari
jenis makanan dan minumannya.
Sebagai sumber karbohidrat, sebaiknya hindari nasi putih. Sebagai
gantinya adalah nasi merah, kentang, talas, ubi-ubian, dan singkong bisa
menjadi pilihan. Kenapa tidak nasi putih? Karena meski membuat perut
kenyang, namun efeknya hanya sesaat saja. Selain itu, nasi putih juga
membuat mengantuk, namun saat bangun, kita akan merasa sangat lapar.
Sementara untuk sumber protein, pilihan terbaik adalah pada ikan,
terutama pada periode awal kita berpuasa. Selain ikan, telur rebus juga
bisa dijasikan menu untuk sahur, namun sebaiknya hindari bagian kuning
telur. Untuk bahan kaya protein lainnya Anda bisa memilih ayam bagian
dada, yang tidak memberatkan metabolisme.
Buah dan sayur juga menjadi menu penting untuk sahur. Sebaiknya
konsumsi sayur berwarna sangat terang, seperti paprika, bit, tomat,
jagung, bayam, asparagus, brokoli, maupun kailanKarena tubuh mudah
diserang radikal bebas saat puasa, sehingga mudah drop. Maka mengonsumsi
sayur dan buah bisa membentengi tubuh dari kemungkinan datangnya
penyakit.